LENSAPION – Hasil Pilkada Depok 2024 membawa kejutan besar, terutama bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Setelah hampir 20 tahun memimpin, pasangan calon Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq yang diusung PKS dan Golkar mengalami kekalahan dari Supian Suri-Chandra Rahmansyah, pasangan yang diusung koalisi Perubahan Depok Maju.
Bendahara DPD PKS Kota Depok, Ade Supriyatna, mengungkapkan bahwa kekalahan ini di luar ekspektasi partainya. Ia menyebut survei internal yang dilakukan seminggu sebelum pemilihan menunjukkan Imam-Ririn masih unggul dengan elektabilitas 56 persen.
Angka tersebut juga konsisten dengan survei independen VoxPol Center yang memperkirakan dukungan terhadap pasangan tersebut berada di angka 50,3 persen pada awal November.
Evaluasi dan Kejutan Perubahan Dukungan
PKS berencana mengevaluasi strategi politik mereka di Depok, terutama dinamika pemilih yang berubah drastis dalam minggu terakhir sebelum pencoblosan.
Ade menyoroti perlunya memahami alasan pergeseran pilihan warga dalam waktu yang singkat ini.
“Kenapa warga Depok berubah (pilihan) dalam waktu kurang lebih sepekan itu juga harus dicari tahu,” ungkap Ade, yang juga menjabat Ketua DPRD Depok periode 2024-2029.
Ia menegaskan, kekalahan ini tidak akan dijadikan alasan untuk menyalahkan pihak tertentu, baik individu, kebijakan, maupun situasi tertentu. Menurut Ade, keputusan akhir tetap berada di tangan masyarakat Depok.
Kemenangan Supian-Chandra dan Faktor Kejenuhan Warga
Berdasarkan hasil rekapitulasi suara oleh KPU Depok, pasangan Supian Suri-Chandra Rahmansyah meraih 451.785 suara, unggul dari Imam-Ririn yang hanya mengumpulkan 396.863 suara.
Kemenangan pasangan Supian-Chandra dinilai menandai keinginan warga Depok untuk perubahan setelah dua dekade dominasi PKS.
Agung Baskoro, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, menyebut kejenuhan masyarakat menjadi salah satu faktor utama kekalahan PKS.
Warga menilai, selama 20 tahun kepemimpinan PKS, permasalahan utama kota seperti kemacetan, banjir, polusi, pengelolaan sampah, serta transportasi publik tidak ditangani dengan optimal.
“Secara institusional memang ada soal kejenuhan pemilih terhadap PKS, karena setelah 20 tahun memimpin Depok mungkin belum ada kemajuan yang signifikan dalam menuntaskan masalah-masalah real concrete di Depok,” ujar Agung.
Momentum untuk Perubahan
Dengan kemenangan ini, Supian Suri-Chandra Rahmansyah diharapkan mampu membawa solusi nyata bagi permasalahan yang dihadapi Kota Depok.
Kekalahan PKS menjadi momen refleksi bagi partai untuk meninjau kembali pendekatan politik dan kebijakan mereka, sekaligus menjadi tanda bahwa masyarakat Depok menginginkan pembaruan dalam kepemimpinan.