LENSAPION – Tahun 2024 menjadi momen yang penuh dinamika bagi masyarakat Kuningan. Berbagai peristiwa politik yang terjadi telah menjadi sorotan publik, baik karena dampaknya yang signifikan maupun kontroversi yang menyertainya.
Berikut rangkuman tujuh momen politik penting di Kuningan sepanjang tahun 2024:
1. Kepergian Mantan Pemimpin Daerah
Pada 23 Mei 2024, mantan Bupati Kuningan, H. Acep Purnama, mengembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan intensif di RS Immanuel Bandung.
Sosok yang juga menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Kuningan ini meninggal dunia setelah sebelumnya sempat dirawat di RSPAD Jakarta.
Kepergian Acep meninggalkan duka mendalam, terutama bagi pendukung dan masyarakat yang merasa kehilangan figur pemimpin yang telah memimpin daerah ini selama beberapa periode.
2. Pemilu Presiden 2024: Babak Baru Politik Nasional
Pemilihan presiden menjadi salah satu agenda nasional yang juga berdampak besar di Kuningan. Kemenangan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di tingkat nasional mengubah peta politik lokal.
Di tengah euforia kemenangan, dinamika internal partai pun muncul. Ketua DPC Gerindra Kuningan, Dede Ismail, memilih mengundurkan diri pasca-hasil pemilu diumumkan, membuka jalan bagi Plt Toto Tohari untuk memimpin partai di daerah ini.
Selain itu, PKB berhasil meraih posisi signifikan di DPRD Kuningan, meskipun PDIP tetap menjadi partai dominan.
3. Kekalahan Tiga Jenderal di Pileg 2024
Dalam pemilihan anggota DPR RI, tiga mantan perwira tinggi Polri yang mencalonkan diri gagal meraih kursi.
Komjen Pol (Purn) Muhamad Nurdin harus menyerahkan kemenangan kepada Hj. Ida Nurlaela Wiradinata, sementara Irjen Pol (Purn) Yovianes Mahar kalah bersaing dengan Agun Gunanjar Sudarsa dari Partai Golkar.
Di sisi lain, Komjen Pol (Purn) Mochamad Iriawan, yang dikenal dengan julukan Iwan Bule, juga harus mengakui keunggulan H. Rokhmat Ardiyan dari Partai Gerindra.
Kekalahan ini menunjukkan bahwa popularitas di dunia kepolisian tidak selalu berbanding lurus dengan dukungan politik.
4. Keluarga Mendominasi Anggota DPRD Kuningan
Tahun 2024 juga diwarnai oleh munculnya figur-figur dengan hubungan kekerabatan di DPRD Kuningan.
Partai Nasdem, yang naik daun berkat pencalonan Anies Baswedan, berhasil menambah kursinya dari satu menjadi tiga. Di antara anggota DPRD baru ini, terdapat pasangan suami-istri yang berhasil terpilih.
Selain itu, Partai Amanat Nasional (PAN) juga meloloskan anggota legislatif yang merupakan ayah dan menantunya, melanjutkan tradisi keluarga dalam politik lokal.
5. Politik Dinasti yang Mengakar
Fenomena politik dinasti semakin menonjol di Kuningan. Sejumlah partai politik terisi oleh anggota keluarga, mulai dari saudara kandung hingga kerabat dekat.
Hal ini mencerminkan pola politik yang kerap berpusat pada hubungan kekerabatan, baik di partai besar maupun kecil. Kendati mendapat kritik dari sebagian masyarakat, praktik ini tampaknya masih sulit dihindari.
6. Pilkada Kuningan yang Penuh Persaingan
Pemilihan kepala daerah Kuningan menjadi sorotan utama dengan pasangan Dian Rachmat Yanuar dan Tuti Andriani yang terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati.
Namun, proses pemilu ini berlangsung penuh drama, termasuk persaingan yang melibatkan pasangan calon yang memiliki hubungan keluarga.
Perbedaan pilihan politik memicu istilah “perang saudara” di kalangan pendukung masing-masing kubu. Dinamika ini menjadi cerminan betapa sengitnya kontestasi politik di tingkat lokal.
7. Pj Bupati Kuningan Dicopot
Pencopotan Pj Bupati Kuningan, H. Iip Hidajat, menjadi peristiwa yang cukup menghebohkan.
Keputusan ini terjadi di tengah suhu politik yang memanas menjelang Pilkada. Tekanan dari sejumlah pimpinan partai lokal diduga menjadi faktor utama pemberhentian ini.
Kondisi tersebut memunculkan berbagai spekulasi dan diskusi di kalangan masyarakat, terutama tentang stabilitas pemerintahan daerah.
Berbagai peristiwa politik yang terjadi di Kuningan pada tahun 2024 tidak hanya menarik perhatian di tingkat lokal tetapi juga mencerminkan fenomena yang relevan di tingkat nasional.
Dari kepergian tokoh daerah, dinamika politik keluarga, hingga persaingan dalam Pilkada dan Pileg, semua ini memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat Kuningan terus terlibat aktif dalam proses politik yang sedang berkembang.