Lensapion – Kehebohan di media sosial kembali terjadi setelah beredarnya sebuah video mesum yang melibatkan dua pelajar sesama jenis menjadi perbincangan di Kuningan, Jawa Barat.
Video yang berdurasi lebih dari tiga menit ini memperlihatkan tindakan tidak senonoh dari dua remaja laki-laki di sebuah ruangan yang diduga merupakan ruang kelas, dengan latar belakang dinding berwarna biru serta perabotan kelas yang terlihat di sekitar.
Menurut informasi, pelaku yang terekam dalam video tersebut merupakan pelajar SMA dan SMP dari wilayah Kuningan bagian utara.
Salah seorang warga di wilayah Kuningan Utara bernama Asep, menyebutkan bahwa ia menerima video tersebut dari seorang temannya yang mengenali salah satu pelaku. “Katanya yang di atas itu pelajar SMA kelas 12 dan yang di bawah pelajar SMP kelas 9,” ungkap Asep pada Selasa (1/10).
Asep menyatakan keprihatinannya terkait penyebaran video tersebut. Ia mengaku terkejut dengan adanya kasus ini dan segera menghapus video setelah menerimanya.
“Saya prihatin ternyata ada pasangan LGBT di Kuningan, bahkan masih berstatus pelajar SMP dan SMA. Parahnya lagi mereka tidak malu-malu merekam perbuatan asusila menyimpang mereka hingga kemudian viral. Astaghfirullah,” ucap Asep.
Lebih lanjut, Asep berharap agar pihak berwenang, termasuk pemerintah, orang tua, dan tokoh agama, segera mengambil langkah dalam menghadapi fenomena LGBT di daerah tersebut.
Dari pihak kepolisian, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kuningan, Iptu Suhandi, membenarkan adanya penyelidikan terkait video tersebut.
Ia menyatakan bahwa dua remaja oknum pelajar yang terlibat dalam video viral tak senonoh tersebut sudah diperiksa dan dilakukan pendalaman.
“Benar, dari hasil pemeriksaan terhadap para pelaku katanya perbuatan itu dilakukan sekitar dua minggu yang lalu. Kasusnya kini masih kita dalami, namun karena para pelaku masih di bawah umur jadi tidak dilakukan penahanan,” jelas Suhandi.
Pentingnya Perlindungan Anak di Era Digital
Video mesum yang melibatkan pelajar sesama jenis di Kabupaten Kuningan ini tenttunya akan menimbulkan perdebatan sengit di tengah-tengah masyarakat.
Di balik fenomena LGBT ini, terdapat sejumlah pertanyaan mendasar yang perlu dijawab, seperti apa yang mendorong para pelajar tersebut melakukan tindakan semacam itu dan bagaimana kita sebagai masyarakat dapat memberikan dukungan yang tepat bagi mereka?!
Perilaku seksual yang menyimpang sering kali dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari pengaruh teman sebaya, rasa ingin tahu, hingga masalah pribadi yang belum teratasi.
Kasus ini menyoroti tantangan yang dihadapi para pelajar dalam menjaga privasi mereka di dunia maya, dan perlunya peran aktif orang tua dan sekolah dalam memberikan edukasi terkait penggunaan media sosial.
Juga, pentingnya meningkatkan edukasi seksual di kalangan pelajar, serta perlunya menciptakan sebuah lingkungan yang lebih suportif bagi mereka untuk mengeksplorasi identitas dan seksualitas.
Oleh karenanya, penanganan kasus ini tidaklah sederhana, dan tidak hanya melibatkan aspek hukum saja, tetapi juga memerlukan pendekatan yang lebih holistik, termasuk konseling dan terapi.